Film 'Before, Now & Then' Hadir di Kancah Inernaional Festival Film Berlin, Pemerintah Beri Apresiasi

- 22 Januari 2022, 06:05 WIB
(Dari kiri ke kanan) Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek Ahmad Mahendra beserta tiga pemeran film “Before, Now & Then” Arawinda Kirana, Ibnu Jamil, dan Laura Basuki saat menghadiri acara “Special Media Announcement” di Goodrich Suites Artotel Portfolio, Jakarta, Jumat (21/1/2022).
(Dari kiri ke kanan) Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru Kemendikbudristek Ahmad Mahendra beserta tiga pemeran film “Before, Now & Then” Arawinda Kirana, Ibnu Jamil, dan Laura Basuki saat menghadiri acara “Special Media Announcement” di Goodrich Suites Artotel Portfolio, Jakarta, Jumat (21/1/2022). /Rizka Khaerunnisa/ANTARA

WNC - JAKARTA – Film Indonesia "Before, Now & Then" Hadir di Kancah Inernaional Festival Film di Berlin.

Pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengapresiasi terpilihnya film tersebut dalam program kompetisi utama.

Direktur Perfilman, Musik, dan Media Baru, Ahmad Mahendra, saat menghadiri “Special Media Announcement” di Goodrich Suites Artotel Portfolio mengatakan, Bisa masuk (ke festival) saja sudah membawa nama baik Indonesia.

“Dan ini kesempatan kita hadir di internasional. Ini kayaknya bulan madunya Indonesia di festival internasional,” kata Ahmad Mahendra, dikutip WNC dari Antara di Jakarta, Jumat, 21 Januari 2022.

Baca Juga: Kandas di Babak Ketiga Australian Open, Naomi Osaka Kubur Impian Bertemu Ashleigh Barty

Ia mengatakan, pemerintah terus berkomitmen untuk mendukung posisi perfilman Indonesia, terutama di dalam kompetisi-kompetisi internasional.

 “Before, Now & Then” atau “Nana” merupakan film panjang keempat setelah“Yuni” (2021), karya sutradara Kamila Andini.

Sebelumnya, film “Yuni” juga berkompetisi di Festival Film Internasional Toronto bersama “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas” karya sutradara Edwin.

Baca Juga: Istri Minta Ijin Nikah Lagi, Menjadi Penyebab Suami Kesal dan Nekat Menghabisi Nyawa Korban

Selain di Toronto, “Yuni” juga tampil di Festival Film Internasional Busan bersama tiga film Indonesia lainnya, “Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas”, “Penyalin Cahaya” karya Wregas Bhanuteja, dan film pendek “Laut Memanggilku” karya Tumpal Tampubolon.

“Kita doakan kalau tahun ini kita naik kelas lagi, nih. Karena ini kompetisi utama yang sebelumnya kita mimpi-mimpikan sekali. Kalau sampai menang, ini rekor untuk Indonesia,” ujar Mahendra.

Festival Film Berlin merupakan satu dari tiga festival film terbesar di Eropa, setara dengan Fesival Cannes dan Venesia.

Baca Juga: Penyelundupan Jutaan Rokok Ilegal Senilai Rp 6,6 Miliar Digagalkan Bea Cukai Aceh

Dalam festival tersebut, “Before, Now & Then” akan memperebutkan penghargaan "Golden Bear" dan "Silver Bear".

Festival yang juga dikenal dengan sebutan Berlinale itu akan dihelat secara tatap muka pada 10 hingga 20 Februari di Berlin, Jerman.

“Pemerintah mengucapkan terima kasih kepada Ifa dan Kamila, juga teman-teman semua ini. Ya, kita sih yakin ya (apalagi) pemainnya ada Happy Salma, Laura Basuki, Ibnu Jamil, dan teman-teman,” tutur Mahendra.

“Before, Now & Then” diadaptasi dari salah satu bab dalam novel “Jais Darga Namaku” karya Ahda Imran. Sesuai latar tempatnya, film tersebut menggunakan bahasa Sunda sebagai dialog utama .

Baca Juga: Dipinjamkan Lechia Gdansk ke FK Senica, Witan Sulaeman Satu Tim dengan Egy Maulana Vikri

Film ini memotret kisah hidup seorang perempuan di era 1960-an bernama Raden Nana Sunani (diperankan oleh Happy Salma).

Dalam film tersebut, Nana diceritakan melarikan diri dari gerombolan yang ingin menjadikannya istri dan membuatnya kehilangan ayah dan anak.

Kemudian ia menjalani hidup baru bersama seorang menak Sunda hingga bersahabat dengan salah satu perempuan simpanan suaminya.***

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: ANTARA


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah