WNC-JENEWA –WHO akan memberikan Lisensi global teknologi serologis deteksi antibodi COVID-19 kepada negara-negara miskin dan berpenghasilan menengah, di bawah perjanjian sejenis yang pertama.
Lisensi ini bebas royalti, sebagai upaya meningkatkan produksi alat uji antibodi COVID-19, demikian menurut keterangan WHO Selasa, 23 November 2021. Ini merupakan lisensi uji pertama yang ditandatangani Kelompok Paten Obat-obatan WHO (MPP).
Empat alat tes antibodi SARS-CoV-2 yang dikembangkan setelah infeksi atau dosis vaksin, juga dapat menginformasikan keputusan perlunya vaksin penguat untuk menangkal virus tersebut, kata badan itu dalam sebuah pernyataan.
Perjanjian lisensi noneksklusif itu, dicapai dengan Dewan Riset Nasional Spanyol (CSIC), sebuah lembaga penelitian publik yang menawarkan teknologi sebagai barang publik global.
"Tujuan dari lisensi ini adalah untuk memfasilitasi pembuatan dan komersialisasi tes serologis COVID-19 CSIC secara cepat di seluruh dunia," kata WHO dikutip WNC dari Reuters mellui Antara.
Baca Juga: Kasus Covid-19 Eropa Naik 55 persen, WHO: Peringatan untuk Seluruh Dunia
Lisensi bebas royalti untuk negara-negara berpenghasilan rendah/menengah dan akan tetap berlaku sampai tanggal paten berakhir. Tes ini mudah digunakan dan cocok bahkan kondisi di pedesaan dengan infrastruktur laboratorium dasar.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyambut baik kesepakatan yang dia harapkan menginspirasi pengembang lain untuk berbagi alat melawan COVID-19 tersebut.
"Ini adalah jenis lisensi terbuka dan transparan yang kami butuhkan untuk memperluas akses mendapatkan alat tes antibodi selama dan setelah pandemi," kata Tedros.