Cinta Suci Sulasih dan Sulandono dalam Tarian Mistis Sintren yang Semakin Jarang Dipentaskan

- 26 Oktober 2021, 14:04 WIB
Pentas Tari Sintren, kesenian khas Cirebon. (foto : Instagram)
Pentas Tari Sintren, kesenian khas Cirebon. (foto : Instagram) /

WNC-CIREBON-Sintren adalah sebuah tarian, lahir dari cerita cinta kasih Sulasih dan Raden Sulandono, putra Ki Baurekso hasil perkawinannya dengan Dewi Rantamsari. Konon, Raden Sulandono memadu kasih dengan Sulasih, putri dari Desa Kalisalak. Namun hubungan asmara keduanya tidak direstui. Akhirnya  R. Sulandono pergi bertapa dan Sulasih memilih menjadi penari.

Meskipun dipisahkan, keduanya masih sering mengadakan pertemuan melalui alam roh. Pertemuan  diatur ibunya, Dewi Rantamsari dengan memasukkan roh bidadari ke tubuh Sulasih. Di saat sama, roh Sulandono yang sedang bertapa, dipanggil menemui Sulasih.

Dilansir WNC melalui situs jabarprov.go.id, tarian berbau mistis ini merupakan kesenian khas Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Sesuai tradisi, Sintren diperankan seorang gadis masih suci, dibantu oleh pawangnya dan diiringi gendin. Si penari akan dimasuki roh bidadari sehingga akan menari dalam keadaan trance (kesurupan).

Seiring perkembangan, Tari Sintren dipentaskan sebagai hiburan budaya. Kesenian ini pun dilengkapi  penari pendamping dan bador (lawak). Pentas Tari Sintrén diawali seorang gadis yang menari dengan pakaian seadanya (biasanya berkaus putih) ditemani dua dayang.

Seiring tembang-tembang berkumandang, seorang dalang mengikat tali Sang Sintren di sekujur tubuhnya sambil membaca mantra khusus. Lalu sintren akan pingsan dan dimasukkan dalam kurungan ayam ari bambu yang diselubungi kain di luarnya.

Sesaat kemudian kurungan dibuka dan tiba-tiba sintren tersebut sudah memakai pakaian khas penari lengkap kacamata hitam. Dalam keadaan trance, Sintren akan terus menari, bahkan ia sanggup menari diatas kurungan bambu. Selama menari, para penonton diperkenankan ikut menari  dan memberi saweran.

Tarian ini berakhir ketika Sang Dalang membuat gadis tersebut tak sadarkan diri, dan memasukkannya kembali dalam kurungan. Saat dibuka, si gadis sudah berpakaian seperti semula dan terikat tali sekujur tubuhnya persis seperti awal dimasukkan.

Kesenian Sintren, kini menjadi sebuah pertunjukan langka bahkan di daerah kelahiran Sintren sendiri. Oleh karenanya, siapa pun yang menonton Sintren, akan menjadikannya pengalaman tak terlupakan. (ewa/***)

Editor: Dwi Soewanto

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah