WNC-SEMARANG- Ini ungkapan blak-blakan dari Munir Kartono, Eks Napi Teroris sekaligus pengelola dana teror bom Mapolresta Solo tahun 2016 silam. Target bom lebih ngeri, yakni Istana Presiden.
Doktrin kelompok teroris, pemerintah (dianggap) tidak bisa mengurus rakyatnya. Negara tidak bisa memberi keadilan pada masyarakat dan lain-lain, sehingga harus dijatuhkan. Munir sendiri ditangkap Densus 88 Anti Teror pada Tanggal 17 Agustus 2016.
“Istana Presiden jadi target bom oleh kelompok teror. Bukan laki-laki, "pengantin" nya adalah perempuan.” Tulis Gubernur Jaw tengah, Ganjar Pranowo mellui akun Instagram @ganjarpranowo, Minggu (7/11/2021).
Unggahan Ganjar ini merujuk obrolannya dengan eks pelaku teror bom melalui podcast (Youtube) Ganjar bertajuk Permintaan Maaf Munir Kartono kepada Ipda Bambang Adi, penjaga pos yang terluka akibat ledakan bom Mapolresta Solo 5 Juli 2016.
Sebelumnya, Ipda Bambang menceritakan kronologi insiden pengeboman, diawali kedatangan pelaku Nurrohman dari arah barat naik motor sembari komat-kamit da menerobos penjagaan hingga terjadiya ledakan.
Di depan Ganjar, Munir menceritakan detail perannya di kelompok teroris jaringan ISIS yang dikoordinir Bahrun Naim di Suriah. Dalam kelompok ini, di antara anggota tidak saling kenal.
View this post on Instagram