Stop Audism! Surya Sahetapy: Bahasa Isyarat Cara Memaksimalkan Ciptaan Tuhan

3 Desember 2021, 20:16 WIB
Stop Audism!!Ajakan putra ketiga pasangan suami istri Ray Sahetapy dan Dewi Yull, Surya Sahetapy di media sosial. /WNC/@suryasahetapy

 

WNC-WONOGIRI-Video aksi Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini  yang memaksa pemuda tuna wicara berbicara saat peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2021, Kamis 2 Desember 2021 dan viral di media sosial, membuat banyak orang bicara.

Ada yang mencibir, mengkritik dan memberikan edukasi masyarakat.Seperti yang dilakukan putra ketiga pasangan suami istri Ray Sahetapy dan Dewi Yull, Surya Sahetapy.

Nama Surya sudah tidak asing lagi di kalangan orang-orang yang intens dan peduli dengan isu-isu inklusivitas.

Melalui media sosialnya @suryasahetapy, lelaki yang terlahir sebagai tuli itu mengajak publik mengenal lebih jauh tentang audism.

Dengan memasang foto dan ajakan berjudul STOP AUDISM!! Bahasa Isyarat cara memaksimalkan ciptaan Tuhan. Tangan dan Mata Ciptaan Tuhan.

Audism adalah bentuk pemikiran seseorang yang menganggap orang yang dapat mendengar lebih superior dibanding orang Tuli. (Tom Humphries, 1975)

Baca Juga: 'Paksa Bicara' Penyandang Tuna Wicara, Nama Mensos Tri Rismaharini Trending Topik di Tweeter

Surya menyebutkan contoh-contoh sikap audism, di antaranya tuli tidak mampu mencapai level orang dengar dalam berintelektual, berbahasa, berkarir, berkemampuan finansial, berkomunikasi dan lainnya.

Tuli tidak bisa jadi guru, pilot, pengacara, dokter dan lain-lain, tuli tidak bisa bawa mobil, tuli tidak bisa kuliah dan tidak bisa berbicara, maka tidak punya masa depan.

Diambahkannya, bahasa isyarat membuat orang malas berbicara,  tiidak bisa berbaur dengan orang dengar, tidak pakai alat bantu dengar, maka tidak sukses.

Semua orang tuli harus dipaksa latihan berbicara supaya pintar dan sukses, banyak pemikiran lainnya yang menghambat kemajuan Tuli-HoH sendiri.

“Tipe orang memiliki sikap diskriminatif seperti ini biasa disebut audist. Semoga kakak kakak online-ku bukan golongan audist,“ ujar Surya seperti dikutip WNC melalui akun media sosial  @suryasahetapy.

Menurut Surya, penyebab audism bisa seperti itu karena sistem pendidikan dan sosial memisahkan Tuli-HoH dan non disabilitas dalam kehidupan. Kebanyakan orang non Tuli-HoH baru memahami Tuli-HoH pada usia dewasa apalagi belajar bahasa isyarat.

Penyebabnya, tambah dia, adalah pertama, tidak ada guru Tuli-HoH yang mengajarkan bahasa isyarat di sekolah umum. Kedua,  tidak ada pertukaran pelajar di antara sekolah Tuli-HoH dan umum (dengar, bukan normal)

“Ini pernah saya usulkan justru dibilang impossible padahal power dia lebih tinggi dibanding saya. Yes, ini sudah biasa. Biasanya orang dengar lebih mendengarkan orang dengar dibanding orang Tuli-HoH,”pungkasnya. ***

Editor: Nadhiroh

Sumber: Instagram

Tags

Terkini

Terpopuler