Menolak Bungkam, Jurnalis Investigasi Filipina dan Rusia Raih Nobel Perdamaian

- 9 Oktober 2021, 20:10 WIB
Jurnalis Filipina Maria Ressa dan Dmitry Muratov jurnalis asal Rusia mendapat Nobel Perdamaian kerena berani melawan pembungkaman.
Jurnalis Filipina Maria Ressa dan Dmitry Muratov jurnalis asal Rusia mendapat Nobel Perdamaian kerena berani melawan pembungkaman. /Twitter/The Nobel Prize/

WNC – NORWEGIA Jurnalis Maria Ressa dari Filipina dan Dmitry Muratov asal Rusia meraih Nobel Perdamaian tahun 2021. Penghargaan diberikan karena keberanian  mereka memperjuangkan kebebasan berbicara.

Maria Ressa memimpin perusahaan media digital Rappler. Media yang berdiri pada 2012 itu, mendapat perhatian lantaran liputan investigatifnya terhadap kasus-kasus sensitif di Filipina.

Dmitry Muratov adalah pemimpin redaksi surat kabar investigasi Rusia Novaya Gazeta. Pemberitaan Novaya Gazeta beberapa kali memicu kemarahan Kremlin, lantaran mengusik Presiden Vladimir Putin.

“Hadiah Nobel Perdamaian diberikan atas perjuangan mereka yang berani demi kebebasan berekspresi di Filipina dan Rusia,” kata Ketua Komite Nobel Norwegia Berit Reiss Andersen dalam konferensi pers di Ibu Kota Norwegia, Oslo, Jumat 9 Oktober 2021.

Ia menilai ancaman terhadap kebebasan berbicara terus meningkat di banyak negara di dunia. Ressa dan Muratov adalah simbol perlawanan yang diharapkan menjadi inspirasi.

"Pada saat yang sama, mereka akan menjadi perwakilan dari semua jurnalis yang membela cita-cita tersebut di dunia, di mana demokrasi dan kebebasan pers menghadapi kondisi yang semakin buruk," jelas Reiss-Andersen.

Di bawah kendali Ressa, Rappler menginvestigasi pembunuhan skala besar selama polisi Filipina melakukan kampanye melawan narkoba. Ia juga menghadapi tuntutan hukum yang diduga berhubungan dengan sikap kritis Rappler kepada Presiden Rodrigo Duterte.

Karena konsistensinya memerangi intimidasi dan pembungkaman media, Ressa ditetapkan sebagai Person of the Year  Majalah Time pada 2018. “Saya kaget,” ungkap Ressa kepada Kappler tentang Nobel yang diterimanya tahun ini.

Di Rusia, Muratov pernah memicu kemarahan Kremlin karena medianya menyelidiki kesalahan dan dugaan korupsi Presiden Putin. Novaya Gazeta juga melakukan liputan mendalam konflik Ukraina.

Halaman:

Editor: Eko Warsito

Sumber: ANTARA


Tags

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x